Wahai Wanita mengapa Engkau mudah dirayu

Berita tak sedap yang sering mampir ditelinga kita akhir-akhir ini adalah seorang wanita yang hamil tanpa ada ayahnya. Sebenarnya bukan tidak ada ayahnya, tapi sang calon ayah yang telah menebar benih kejantanannya itu tidak mengakui alias menghindar dari tanggung jawab. Yang akhirnya hanya akan menorehkan rasa sakit yang luar biasa bagi si calon ibu yang di rahimnya telah ditempati oleh sesosok makhluk mungil yang tak berdosa itu. Kenapa itu bisa terjadi pada wanita?

Bila tak ada asap maka tak akan ada api, begitulah kata pepatah yang kita semua pasti sudah paham maksudnya. Lalu maksudnya apa? Maksudnya disini adalah kenapa wanita yang selalu jadi korban? Karena semua ini sebagian besar adalah kesalahan wanita. Saya tidak bermaksud untuk menyalahkan wanita, tapi kenyataannya memang seperti itu kejadiannya. Wanita adalah sesosok makhluk yang sangat menarik bagi kaum Adam. Sosoknya selalu dipandang asyik oleh kaum pria. Disinilah letak kuncinya. Terkadang wanita sering memanfaatkan kecantikannya itu untuk memikat hati sang pria yang membuat si pria itu mendekati dan merayunya. Dan akhirnya sang wanita pun luluh dihadapan pria itu. Meski tak semua wanita bersikap seperti itu tapi sebagian besar banyak wanita yang seperti itu. Yang namanya pria hidung belang tak akan mungkin menyia-nyiakan waktu untuk menikmati keindahan tubuh wanita. Dengan jurus gombalnya itu sang pria akan berusaha untuk merebut mahkota keindahan wanita yang paling mahal harganya yang tidak akan ada gantinya di dunia ini yaitu sebuah keperawanan. Lalu, kenapa wanita begitu mudah dirayu? Nah, itulah yang seharusnya menjadi sebuah bahan untuk direnungkan oleh seluruh makhluk yang merasa dirinya seorang wanita. Bila seorang wanita itu mampu menahan hawa nafsunya maka kecelakaan itu tidak akan mungkin terjadi. Jadi, saya tidak salah bukan bila saya berpendapat wanitalah yang salah dalam perkara ini.

Wahai wanita, pikirkanlah dahulu dengan akal sehat dan jiwa yang bersih sebelum melakukan tindakan. Apakah tindakan itu akan merugikan atau bahkan menguntungkan bagi kita. Bila seorang pria berusaha merebut ke-virgin-an mu itu sebelum pernikahan yang syah maka dia adalah bukan pria yang baik-baik. Seorang pria baik-baik tidak akan mungkin mau menodai dirimu sebelum kamu menjadi isterinya. Tapi sebagian besar kaum hawa menganggap bila sang pria mau tidur dengannya tanpa ada ikatan syah adalah wujud rasa cinta dan kasih sayang sebelum masuk ke jenjang yang lebih jauh. Mereka menanggap tidur bersama merupakan bukti rasa cinta diantara mereka. Oh…it’s wrong mindly. Kalau memang itu sebuah pembuktian lalu apa yang akan didapat oleh kaum wanita setelah “ritual” itu dijalani? Sebagian mereka akan ditinggalkan bak sampah yang tak berarti lagi. Meski tak semua bernasib seperti itu tapi sebagian besar mengalami nasib yang lebih buruk dari itu. Setelah terjadi seperti itu barulah sang wanita menuntut sebuah keadilan. Dia melapor ke pihak yang berwajib untuk menyeret si hidung belang itu ke dalam meja hijau agar si pria itu menikahinya. Dan masalah pun menjadi panjang. Kalau sudah begitu siapa yang akan menanggung malu? Berita itu pun dapat dengan cepatnya turun ke masyarakat. Lalu tercorenglah nama keluarga. Walhasil
hanya akan membuat orang tua menjadi down mendengar cibiran para tetangga disana-sini. Iya kalau orang tua kita memiliki mental yang kuat seperti baja, bila tidak? Maka hanya akan membawa mereka ke dunia lain. Penyesalan yang tak berujung pun akan selalu menghiasi kehidupan kita setelah itu.

Jadi, apa sebenarnya yang harus kita lakukan agar kejadian seperti diatas tidak terjadi pada diri kita?

Ayat Al Qur an mengatakan bahwa wanita yang baik-baik itu adalah hanya untuk pria yang baik pula. Jadi, bila kita mau mendapatkan pria yang baik maka perbaiki dulu kepribadian kita dengan selalu ada di jalan yang benar yaitu Dien Islam. Dan Izzah (harga diri-red) mu pun akan terjaga.

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.